Kita sudah mengenal api sejak beribu-ribu tahun yang lalu dengan memanfaatkannya untuk memasak, membakar sesuatu, menghilangkan barang bukti (para tersangka korupsi), dan lain sebagainya. Api sudah menjadi sahabat manusia. Namun jika api tersebut membesar bisa menjadi dissaster atau musibah bagi umat manusia. Contohnya saja kebakaran hutan di Australia dan California beberapa waktu yang lalu menyebabkan puluhan orang tewas. Sebenarnya apa sih api itu? Bagaimana api bisa terbentuk?
Api sebenarnya merupakan suatu reaksi kimia atas tiga unsur penting pembentuk api, tanpa ketiga unsur tersebut api tidak akan bisa terjadi. Tiga unsur tersebut adalah :
1. Fuel (bahan bakar).
Bahan bakar merupakan semua jenis benda yang dapat terbakar. Masyarakat pada umumnya mengenal bahan bakar hanya sebatas bahan bakar cair saja seperti minyak tanah, bensin dan solar. Padahan bahan bakar dapat saja berwujud padat (kayu, daun kering, rumput kering), cair (minyak tanah, bensin, solar), dan gas (elpiji). Bahan bakar padat terbagi lagi atas bahan bakar padat non logam dan bahan bakar padat berupa logam. Dan dari sini nanti dapat diketahui akan klasifikasi api atas bahan pemadam yang digunakan. Tapi sabar dulu ya.
2. Oksigen/ O2 ( zat asam)
Oksigen ini merupakan salah satu jenis gas yang sangat diperlukan dalam proses kehidupan bagi semua makhluk. Di udara terbuka terdapat bermacam gas dengan komposisi sebagai berikut : Nitrogen(N2) : +- 78%; Oksigen (O2) : +-21%; Karbondioksida (CO2) : 1%. Nah jumlah prosentase oksigen yang 21% inilah yang selalu dibutuhkan untuk proses kehidupan termasuk pembakaran. Bagaimana fungsi oksigen dapat menyebabkan terjadinya api? Gas oksigen merupakan salah satu unsur yang harus ada, dan tanpa oksigen api tidak akan terjadi. Pada keadaan normal, dimana jumlah prosentase oksigen di udara 21% merupakan suatu jumlah yang cukup memadai untuk suatu proses terjadinya api. Dan jumlah minimal prosentase oksigen di udara yang masih dapat membantu dalam proses terjadinya api ialah 15%.
3. Source of Ignition (sumber nyala).
Dari sini kita akan mengenal akan istilah sumber panas dan sumber nyala. Sumber panas adalah semua benda atau kejadian yang dapat menimbulkan panas. Sedangkan sumber nyala merupakan semua benda atau kejadian yang dapat menghasilkan atau menimbulkan panas pada suatu tingkat temperatur tertentu dan telah dianggap berbahaya bagi timbulnya api atau kebakaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sumber nyala antara lain : adanya proses peristiwa alam, adanya proses peristiwa kimiawi, adanya proses peristiwa listrik, adanya proses peristiwa mekanik dan adanya proses peristiwa nuklir.
Nah dari ketiga unsur diatas apabila saling mempengaruhi maka akan terjadilah api, tanpa salah satu dari ketiga unsur diatas api tidak akan dapat terjadi. Sebagai contoh : bahan bakar ada, oksigen ada, tapi tanpa ada sumber nyala api tidak mungkin terjadi. Sama juga kalau kita mau buat api unggun di bulan, mungkinkah terjadi?
Pada dasarnya semua api yang terjadi sama, tetapi kalau dilihat berdasarkan jenis bahan bakar dimana api tersebut terjadi, maka api tersebut dapat dibedakan dalam beberapa kelas yaitu :
1. Api kelas A merupakan api yang terjadi dari benda atau bahan bakar padat non logam. Misalnya kayu, daun, semak-semak, dll.
2. Api kelas B merupakan api yang terjadi dari jenis benda atau bahan bakar cair atau gas. Misalnya semua jenis BBM dan elpiji.
3. Api kelas C merupakan api yang terjadi dari semua jenis benda atau bahan bakar dimana api tersebut mengandung aliran listrik. Misalnya api yang terjadi akibat korsleting listrik.
4. api kelas D merupakan api yang terjadi dari benda-benda metal/ logam.
Dari klasifikasi api diatas maka dapat ditentukan jenis bahan pemadam yang digunakan untuk menanggulangi api/kebakaran tersebut. Dimana fungsi pemadaman terhadap api pada dasarnya dilakukan terhadap tiga cara yaitu :
1. pemadaman api dengan cara mendinginkan
2. pemadaman api dengan cara menurunkan prosentase O2.
3. pemadaman api dengan cara menghalangi reaksi pembakaran.
Alat pemadam api ada yang sederhana dan modern. Yang sederhana adalah ember trus diisi air trus disiramkan aja ke api. Kalau yang modern terdiri atas : air yang bertekanan yaitu yang biasa kita lihat pada pemadam kebakaran yang menyemprotkan air ke api menggunakan selang da nozzle; type foam/busa dan kimia serta type karbondioksida.
Untuk klasifikasi api kelas A misalnya dapat digunakan air saja untuk memadamkannya. Kelas B dapat digunakan foam atau dry chemical powder. Api kelas C dapat digunakan bahan pemadam karbondioksida. Dan api kelas D dapat dipadamkan dengan bahan pemadam dry chemical powder dan air dengan pancaran spray dengan periode waktu tertentu.
Nah dari semua penjelasan diatas anda sudah dapat mengerti bukan mengapa air dapat memadamkan api. Ya, karena sifat air yang mendinginkan dan memutuskan suplai oksigen terhadap api sehingga api dapat dipadamkan.
Api sebenarnya merupakan suatu reaksi kimia atas tiga unsur penting pembentuk api, tanpa ketiga unsur tersebut api tidak akan bisa terjadi. Tiga unsur tersebut adalah :
1. Fuel (bahan bakar).
Bahan bakar merupakan semua jenis benda yang dapat terbakar. Masyarakat pada umumnya mengenal bahan bakar hanya sebatas bahan bakar cair saja seperti minyak tanah, bensin dan solar. Padahan bahan bakar dapat saja berwujud padat (kayu, daun kering, rumput kering), cair (minyak tanah, bensin, solar), dan gas (elpiji). Bahan bakar padat terbagi lagi atas bahan bakar padat non logam dan bahan bakar padat berupa logam. Dan dari sini nanti dapat diketahui akan klasifikasi api atas bahan pemadam yang digunakan. Tapi sabar dulu ya.
2. Oksigen/ O2 ( zat asam)
Oksigen ini merupakan salah satu jenis gas yang sangat diperlukan dalam proses kehidupan bagi semua makhluk. Di udara terbuka terdapat bermacam gas dengan komposisi sebagai berikut : Nitrogen(N2) : +- 78%; Oksigen (O2) : +-21%; Karbondioksida (CO2) : 1%. Nah jumlah prosentase oksigen yang 21% inilah yang selalu dibutuhkan untuk proses kehidupan termasuk pembakaran. Bagaimana fungsi oksigen dapat menyebabkan terjadinya api? Gas oksigen merupakan salah satu unsur yang harus ada, dan tanpa oksigen api tidak akan terjadi. Pada keadaan normal, dimana jumlah prosentase oksigen di udara 21% merupakan suatu jumlah yang cukup memadai untuk suatu proses terjadinya api. Dan jumlah minimal prosentase oksigen di udara yang masih dapat membantu dalam proses terjadinya api ialah 15%.
3. Source of Ignition (sumber nyala).
Dari sini kita akan mengenal akan istilah sumber panas dan sumber nyala. Sumber panas adalah semua benda atau kejadian yang dapat menimbulkan panas. Sedangkan sumber nyala merupakan semua benda atau kejadian yang dapat menghasilkan atau menimbulkan panas pada suatu tingkat temperatur tertentu dan telah dianggap berbahaya bagi timbulnya api atau kebakaran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sumber nyala antara lain : adanya proses peristiwa alam, adanya proses peristiwa kimiawi, adanya proses peristiwa listrik, adanya proses peristiwa mekanik dan adanya proses peristiwa nuklir.
Nah dari ketiga unsur diatas apabila saling mempengaruhi maka akan terjadilah api, tanpa salah satu dari ketiga unsur diatas api tidak akan dapat terjadi. Sebagai contoh : bahan bakar ada, oksigen ada, tapi tanpa ada sumber nyala api tidak mungkin terjadi. Sama juga kalau kita mau buat api unggun di bulan, mungkinkah terjadi?
Pada dasarnya semua api yang terjadi sama, tetapi kalau dilihat berdasarkan jenis bahan bakar dimana api tersebut terjadi, maka api tersebut dapat dibedakan dalam beberapa kelas yaitu :
1. Api kelas A merupakan api yang terjadi dari benda atau bahan bakar padat non logam. Misalnya kayu, daun, semak-semak, dll.
2. Api kelas B merupakan api yang terjadi dari jenis benda atau bahan bakar cair atau gas. Misalnya semua jenis BBM dan elpiji.
3. Api kelas C merupakan api yang terjadi dari semua jenis benda atau bahan bakar dimana api tersebut mengandung aliran listrik. Misalnya api yang terjadi akibat korsleting listrik.
4. api kelas D merupakan api yang terjadi dari benda-benda metal/ logam.
Dari klasifikasi api diatas maka dapat ditentukan jenis bahan pemadam yang digunakan untuk menanggulangi api/kebakaran tersebut. Dimana fungsi pemadaman terhadap api pada dasarnya dilakukan terhadap tiga cara yaitu :
1. pemadaman api dengan cara mendinginkan
2. pemadaman api dengan cara menurunkan prosentase O2.
3. pemadaman api dengan cara menghalangi reaksi pembakaran.
Alat pemadam api ada yang sederhana dan modern. Yang sederhana adalah ember trus diisi air trus disiramkan aja ke api. Kalau yang modern terdiri atas : air yang bertekanan yaitu yang biasa kita lihat pada pemadam kebakaran yang menyemprotkan air ke api menggunakan selang da nozzle; type foam/busa dan kimia serta type karbondioksida.
Untuk klasifikasi api kelas A misalnya dapat digunakan air saja untuk memadamkannya. Kelas B dapat digunakan foam atau dry chemical powder. Api kelas C dapat digunakan bahan pemadam karbondioksida. Dan api kelas D dapat dipadamkan dengan bahan pemadam dry chemical powder dan air dengan pancaran spray dengan periode waktu tertentu.
Nah dari semua penjelasan diatas anda sudah dapat mengerti bukan mengapa air dapat memadamkan api. Ya, karena sifat air yang mendinginkan dan memutuskan suplai oksigen terhadap api sehingga api dapat dipadamkan.